Untuk guru ku tersayang

Maaf jika saya sempat menulis kata-kata yang kurang mengenakkan.

Jika memang benar adanya. Saya minta maaf dan mohon ridho dan keikhlasan. Saya secara sadar bisa menulis kata-kata semuanya karena mu.

Guru ini bisa saja ibu, ayah, dan guru-guru di pengajian, sekolah, universitas, bahkan di lingkungan rumah.

Semoga kesedihan yang saya terima bisa diubah menjadi kegemilangan. Dimana para guru-guru yang senantiasa mendidik akan lebih mudah berekspresi tanpa tuntutan kurikulum yang membingkai keseharian di bangku pendidikan yang semakin hari membuat kaum guru makin membingungkan.

Aku percaya setiap guru punya seni nya sendiri dalam mendidik sumber daya manusia ini. Tanpa harus kita paksa dengan bingkai sistematika yang kita sendiri belum juga baik.

Tinggalkan komentar