Ada apa dengan pagi

Sebenarnya aku berat sekali untuk bangun pagi itu. Tetapi aku tahu hidup tidak selamanya tentang tidur di kasur.

Lihat saja di dalam bus, kereta, mobil-mobil yang dijalankan membuat orang-orang mudah sekali untuk tidur.

Kereta pagi ini seolah terasa lebih lambat. Detik-detik yang dilewati begitu lebih terasa. Kalaupun ingin dipercepat itu tidak akan pernah bisa.

Sedemikian rupa kita berusaha mencobanya. Maka saat itu aku putuskan untuk merangkai kata-kata. Walaupun aku tak pandai mata pelajaran bahasa Indonesia.

Oke 1 menit menuju keberangkatan hahha..

Sepersekian detik kita bisa memanfaatkan sedemikian rupa. Bermimpi punya tulisan dengan ribuan kata yang akhirnya jadi buku-buku berjejer dengan bertuliskan kata best seller.

Sudah tiga malam aku menikmati udara sang bumi ruwa jurai ini. Yang katanya sering hujan. Daerah yang dipenuhi dengan bukit-bukit kecil. Menjadi sangat seru dimainkan. Sebab hari-hari yang telah dilewati tidak terjadi hujan. Semuanya tetap sejuk.

Apa yang bisa mempercepat hari itu adalah menjalaninya dengan seksama. Melakukan tugas-tugas yang bisa kita lakukan.

Aku tahu bahwa karya-karya ku belum terlihat. Maka jadikanlah ini untuk sarana refleksi memudahkan setiap langkah. Jejak-jejak yang abadi.

Sudah sampai disitu saja 🙂

Kulihat ada kondektur yang sedang bertugas.

Tinggalkan komentar